Banyak orang kerap salah kaprah dengan depresi yang dianggap serupa
dengan stres, padahal keduanya berbeda. Stress bersifat temporer,
sedangkan depresi bersifat kambuhan, dan bahkan dapat berpengaruh pada
kesehatan jiwa jika tidak segera diatasi.
Agar lebih memahami seperti apa dan bagaimana depresi itu terjadi, berikut adalah delapan faktanya.
1. Depresi adalah sebuah penyakit
Faktanya mennurut dunia media, depresi adalah contoh dari penyakit mental. Secara harafiah, depresi berarti gangguan mental yang dapat memengaruhi munculnya berbagai gejala gangguan fisik, seperti memicu anemia, sakit kepala, bahkan hingga kekuarangan gizi. Adapun cara untuk menyembuhkan depresi hingga kini masih belum ditemukan solusi totalnya. Namun upaya-upaya untuk meminimalisir efek buruknya telah banyak terbukti melalui berbagai metode rehabilitasi mental oleh psikiater dan dokter jiwa.
2. Tidak mudah untuk mengatakan seseorang depresi
Depresi tidak selamanya berkaitan dengan ekspresi sedih dan gelisah. Banyak orang yang menderita depresi ternyata bersembunyi di balik rasa bahagia yang ditunjukkannya kepada orang lain.
3. Orang kaya, terkenal, dan lucu pun dapat mengalami depresi
Sekali lagi tidak ada orang yang kebal terhadarp rasa depresi. Hal ini dikarenakan standar kebahagiaan orang berbeda satu sama lain. Selain itu, sifat manusia yang tidak pernah puas pun menjadi salah satu penyebab depresi jika tidak dapat dikontrol dengan baik.
4. Depresi tidak dapat diusir total
Memang depresi tidak dapat diusir secara menyeluruh dari diri seseorang, namun depresi dapat diminimalisir. Berbagai cara dapat dilakukan untuk meminimalisir depresi, seperti rehat sejenak dari kesibukan sehari-sehari (semisal melakukan liburan beberapa hari), mencurahkan isi hati pada orang terdekat, dan lain sebagainya.
5. Datangnya depresi tidak dapat diduga
Sepandai apapun seseorang, tetap saja tidak dapat menduga dan menebak kapan depresi datang. Bahkan seringkali banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami depresi dan pada akhirnya telat menyadari hal tersebut. Meskipun tidak dapat dilacak kedatangannya, namun depresi dapat dirasakan ketika Anda segera menyadari beberapa hal yang janggal pada diri Anda, seperti datangnya rasa lelah yang tak terduga, sulit untuk fokus, dan cenderung malas melakukan beragam kegiatan.
6. Penderita depresi perlu pertolongan
Terkadang ketika seseorang mengalami depresi, maka hal tersebut akan disembunyikannya dan merasa bahwa orang lain tidak akan sanggup membantunya. Pikiran seperti adalah salah besar karena justru penderita depresi dituntut untuk membuka komunikasi luas dengan banyak orang untuk sembuh. Memang sulit untuk mengistruksi diri sendiri dalam menjalin komunikasi lebih luas dengan banyak orang. Namun hal tersebut harus dilawan dari sendiri karena pendorong terkuat untuk sembuh dari depresi adalah dorongan kuat diri sendiri. Tanpa hal tersebut, hampir mustahil depresi dapat dikendalikan.
7. Depresi menurunkan rasa kepercayaan diri
Menyambung poin sebelumnya, untuk mengurangi dampak baru depresi, maka lagi-lagi kesadaran diri sendirilah yang dituntut. Menurut Dr. Erin Haidley, seorang terapis sekaligus psikologis klinis kenamaan asal Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa setiap penderita depresi harus mendengarkan empat pilar kebahagiaan untuk sembuh. Empat pilar kebahaiaan tersebut adalah penderita harus yakin bahwa dirinya dicintai, tidak sendiri, dan depresi yang dideritanya hanya sementara, serta yakin bahwa akan ada hari cerah mananti di kemudian hari.
Agar lebih memahami seperti apa dan bagaimana depresi itu terjadi, berikut adalah delapan faktanya.
1. Depresi adalah sebuah penyakit
Faktanya mennurut dunia media, depresi adalah contoh dari penyakit mental. Secara harafiah, depresi berarti gangguan mental yang dapat memengaruhi munculnya berbagai gejala gangguan fisik, seperti memicu anemia, sakit kepala, bahkan hingga kekuarangan gizi. Adapun cara untuk menyembuhkan depresi hingga kini masih belum ditemukan solusi totalnya. Namun upaya-upaya untuk meminimalisir efek buruknya telah banyak terbukti melalui berbagai metode rehabilitasi mental oleh psikiater dan dokter jiwa.
2. Tidak mudah untuk mengatakan seseorang depresi
Depresi tidak selamanya berkaitan dengan ekspresi sedih dan gelisah. Banyak orang yang menderita depresi ternyata bersembunyi di balik rasa bahagia yang ditunjukkannya kepada orang lain.
3. Orang kaya, terkenal, dan lucu pun dapat mengalami depresi
Sekali lagi tidak ada orang yang kebal terhadarp rasa depresi. Hal ini dikarenakan standar kebahagiaan orang berbeda satu sama lain. Selain itu, sifat manusia yang tidak pernah puas pun menjadi salah satu penyebab depresi jika tidak dapat dikontrol dengan baik.
4. Depresi tidak dapat diusir total
Memang depresi tidak dapat diusir secara menyeluruh dari diri seseorang, namun depresi dapat diminimalisir. Berbagai cara dapat dilakukan untuk meminimalisir depresi, seperti rehat sejenak dari kesibukan sehari-sehari (semisal melakukan liburan beberapa hari), mencurahkan isi hati pada orang terdekat, dan lain sebagainya.
5. Datangnya depresi tidak dapat diduga
Sepandai apapun seseorang, tetap saja tidak dapat menduga dan menebak kapan depresi datang. Bahkan seringkali banyak orang tidak menyadari bahwa mereka telah mengalami depresi dan pada akhirnya telat menyadari hal tersebut. Meskipun tidak dapat dilacak kedatangannya, namun depresi dapat dirasakan ketika Anda segera menyadari beberapa hal yang janggal pada diri Anda, seperti datangnya rasa lelah yang tak terduga, sulit untuk fokus, dan cenderung malas melakukan beragam kegiatan.
6. Penderita depresi perlu pertolongan
Terkadang ketika seseorang mengalami depresi, maka hal tersebut akan disembunyikannya dan merasa bahwa orang lain tidak akan sanggup membantunya. Pikiran seperti adalah salah besar karena justru penderita depresi dituntut untuk membuka komunikasi luas dengan banyak orang untuk sembuh. Memang sulit untuk mengistruksi diri sendiri dalam menjalin komunikasi lebih luas dengan banyak orang. Namun hal tersebut harus dilawan dari sendiri karena pendorong terkuat untuk sembuh dari depresi adalah dorongan kuat diri sendiri. Tanpa hal tersebut, hampir mustahil depresi dapat dikendalikan.
7. Depresi menurunkan rasa kepercayaan diri
Menyambung poin sebelumnya, untuk mengurangi dampak baru depresi, maka lagi-lagi kesadaran diri sendirilah yang dituntut. Menurut Dr. Erin Haidley, seorang terapis sekaligus psikologis klinis kenamaan asal Amerika Serikat (AS), mengatakan bahwa setiap penderita depresi harus mendengarkan empat pilar kebahagiaan untuk sembuh. Empat pilar kebahaiaan tersebut adalah penderita harus yakin bahwa dirinya dicintai, tidak sendiri, dan depresi yang dideritanya hanya sementara, serta yakin bahwa akan ada hari cerah mananti di kemudian hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar